Hubungi Kami

Liposuction adalah Prosedur dengan Efek Samping, Berikut Pencegahannya!

Liposuction adalah salah satu prosedur bedah estetika yang populer untuk menghilangkan timbunan lemak membandel di tubuh. Banyak orang memilih prosedur ini karena diet dan olahraga saja tidak cukup untuk memiliki tubuh ideal. 

Namun, perlu dipahami bahwa liposuction bukan sekadar jalan pintas untuk menurunkan berat badan. Prosedur ini memiliki syarat khusus, teknik yang beragam, hingga risiko dan efek samping yang harus diantisipasi. 

Oleh karena itu, memahami liposuction secara menyeluruh akan membantumu lebih siap dalam menjalani prosedur ini. Yuk, simak dulu ulasannya di bawah ini!

Syarat Pasien yang Ingin Melakukan Liposuction

Tidak semua orang bisa langsung menjalani prosedur sedot lemak. Ada beberapa syarat medis dan kondisi fisik yang harus dipenuhi agar liposuction aman dilakukan, yaitu:

  1. Berat badan kamu harus sekitar 30% di atas berat badan ideal. Prosedur ini juga lebih ditujukan untuk mengatasi lemak lokal (di area tubuh tertentu), bukan karena obesitas.
  2. Kondisi kulit juga menjadi faktor penentu, karena hasil liposuction hanya akan maksimal pada pasien dengan kulit yang kencang dan elastis. Jika kulit terlalu kendur, hasil kontur tubuh setelah operasi berpotensi tidak rata.
  3. Tidak merokok, karena kebiasaan merokok dapat menghambat aliran darah, memperlambat pemulihan, dan meningkatkan risiko komplikasi pasca operasi.
  4. Tidak punya riwayat penyakit berbahaya, seperti gangguan jantung, diabetes, atau masalah pembekuan darah yang dapat meningkatkan risiko komplikasi.

Dengan kata lain, liposuction adalah pilihan yang tepat bagi kamu yang sudah berusaha menjaga pola makan dan olahraga, tapi tetap memiliki lemak yang sulit dihilangkan.

Teknik-Teknik dalam Prosedur Liposuction

Ada berbagai teknik liposuction yang dikembangkan untuk meningkatkan efektivitas sekaligus mengurangi risiko. Berikut metode yang umum digunakan:

1. Tumescent liposuction

Teknik ini dilakukan dengan menyuntikkan larutan khusus yang terdiri dari saline, epinephrine, dan lidocaine. Larutan ini membuat lemak lebih mudah disedot, sekaligus membantu mengurangi nyeri dan perdarahan.

2. Super-wet technique

Ada pula teknik ini, yang mirip dengan tumescent, tetapi cairan yang digunakan lebih sedikit sehingga prosedur berjalan lebih cepat, meski memerlukan anestesi umum.

3. Ultrasound-assisted liposuction (UAL)

Teknik ini memanfaatkan gelombang suara berintensitas tinggi untuk memecah lemak sebelum disedot.

4. Laser-assisted liposuction (LAL)

Teknik ini menggunakan energi laser untuk mencairkan lemak sehingga lebih mudah untuk dikeluarkan atau disedot.

5. Power-assisted liposuction

Menggunakan selang bergetar cepat untuk menghancurkan lemak, teknik ini bisa dilakukan dengan membuat sayatan lebih kecil dan jaringan sekitarnya tetap aman.

Masing-masing teknik punya kelebihan dan kekurangan. Pemilihan teknik sedot lemak biasanya disesuaikan dengan kondisi tubuh kamu, serta ekspektasi hasil akhir yang diinginkan.

Kontraindikasi Sedot Lemak

Liposuction adalah prosedur yang tidak bisa dijalankan pada semua orang. Ada beberapa kondisi medis yang membuat pasien tidak direkomendasikan menjalani prosedur ini, seperti:

  • Sedang mengonsumsi obat pengencer darah (antikoagulan) yang tidak bisa dihentikan. Hal ini karena obat tersebut dapat meningkatkan risiko perdarahan serius.
  • Memiliki riwayat penyakit jantung koroner, diabetes, kanker, penyakit liver, atau gangguan sistem kekebalan tubuh.
  • Menggunakan alat pacu jantung, penderita diabetes yang tidak terkontrol, atau mereka yang memiliki gangguan aliran darah (pembekuan darah).

Risiko komplikasi pada kelompok pasien dengan kondisi di atas sangat tinggi, sehingga prosedur liposuction bisa lebih berbahaya. Oleh karena itu, pemeriksaan medis menyeluruh sebelum operasi sangat penting untuk memastikan apakah seorang pasien layak menjalani prosedur ini atau tidak.

Baca juga: Panduan Lengkap Operasi Plastik Korea untuk Pemula: Dari Konsultasi Hingga Pemulihan

Hal yang Perlu Diketahui Sebelum Liposuction

Ada beberapa hal penting yang sering kali diabaikan calon pasien, padahal ini krusial untuk dipahami. Apa saja? 

  • Liposuction adalah prosedur pembentukan tubuh, bukan metode utama untuk menurunkan berat badan.
  • Hasil liposuction bisa meningkatkan rasa percaya diri, tetapi tidak selalu memberikan bentuk tubuh sempurna.
  • Liposuction tidak dapat mengatasi selulit, stretch marks, atau kulit bergelombang.
  • Prosedur ini hanya bisa mengangkat sekitar 5 kilogram lemak.

Dengan memahami poin-poin ini, kamu dapat memiliki ekspektasi yang realistis terhadap hasil akhir prosedur.

Prosedur Liposuction

Liposuction terdiri dari beberapa tahapan penting yang dimulai dari persiapan sebelum operasi, proses pembedahan, hingga masa pemulihan pasca operasi. Setiap tahap harus dijalani dengan cermat agar hasil yang diperoleh lebih maksimal serta aman bagi kesehatan.

1. Sebelum Prosedur

Sebelum menjalani liposuction, kamu akan menjalani serangkaian pemeriksaan kesehatan lengkap, termasuk tes darah, evaluasi tekanan darah, dan pemeriksaan fungsi organ. Hal ini bertujuan untuk memastikan tubuh dalam kondisi yang layak menjalani prosedur anestesi dan pembedahan. Konsultasi dokter juga perlu dilakukan untuk membahas area tubuh yang akan ditangani, teknik yang digunakan, serta ekspektasi hasil operasi.

Selain itu, kamu juga akan diberikan instruksi khusus, seperti menghentikan konsumsi obat pengencer darah, alkohol, dan rokok beberapa minggu sebelum operasi. Tujuannya adalah untuk mengurangi risiko perdarahan, memperlancar proses pembekuan darah, dan mempercepat pemulihan pasca operasi. Pada tahap ini, kamu juga disarankan untuk menjaga pola makan sehat dan memastikan tubuh cukup istirahat sebelum menjalani tindakan medis.

2. Saat Prosedur

Pada hari operasi, kamu akan diberikan anestesi sesuai kebutuhan, bisa berupa anestesi lokal maupun anestesi umum tergantung pada luas area yang ditangani. Setelah anestesi bekerja, dokter akan membuat sayatan kecil di area target dan memasukkan kanula (tabung tipis) untuk menyedot lemak berlebih. 

Teknik sedot lemak yang digunakan bisa berbeda, mulai dari liposuction tradisional, tumescent, ultrasound-assisted, hingga laser-assisted, tergantung kondisi pasien dan hasil yang diinginkan.

Proses penyedotan lemak biasanya berlangsung antara 1 hingga 3 jam, tergantung banyaknya lemak yang akan dihilangkan serta kompleksitas area tubuh yang ditangani. 

Setelah lemak berhasil disedot, sayatan kecil tersebut akan dijahit dan ditutup dengan perban. Kamu kemudian dipindahkan ke ruang pemulihan untuk dipantau sebelum diperbolehkan pulang atau dirawat sementara di rumah sakit.

3. Sesudah Prosedur

Setelah liposuction selesai, pasien biasanya akan merasakan nyeri, memar atau bengkak pasca operasi. Untuk mengurangi gejala ini, dokter biasanya akan memberikan obat pereda nyeri, antibiotik untuk mencegah infeksi, serta pakaian kompresi khusus yang harus digunakan selama beberapa minggu. Pakaian kompresi ini berfungsi untuk membantu kulit menempel kembali dengan otot serta mengurangi pembengkakan.

Masa pemulihan liposuction bisa memakan waktu 2 – 6 minggu, tergantung kondisi pasien dan luas area yang ditangani. Selama masa ini, pasien disarankan untuk beristirahat cukup, menjaga kebersihan luka, dan menghindari aktivitas berat. Pemeriksaan rutin ke dokter sangat penting dilakukan untuk memastikan proses pemulihan berjalan lancar tanpa komplikasi serius.

Efek Samping Liposuction

Liposuction termasuk prosedur bedah yang umumnya aman bila dilakukan oleh tenaga medis berpengalaman, namun tetap memiliki potensi risiko dan efek samping. Efek ini bisa bersifat sementara maupun jangka panjang, tergantung pada kondisi tubuh pasien serta bagaimana prosedur dijalankan. Berikut efek samping dari sedot lemak:

1. Kontur Kulit Tidak Rata

Efek samping atau risiko liposuction adalah kontur kulit tidak rata. Hal ini biasanya terjadi akibat penyedotan lemak yang tidak merata atau karena elastisitas kulit yang kurang baik. Hasilnya, kulit bisa tampak bergelombang atau keriput. Kondisi ini sering kali menetap dan sulit diperbaiki, sehingga penting memastikan bahwa kulit kamu cukup elastis sebelum prosedur dilakukan.

Selain itu, kontur tidak rata juga dapat muncul karena terbentuknya jaringan parut. Meski tergolong tidak berbahaya, kondisi ini bisa mengurangi kepuasan pasien terhadap hasil operasi. Perawatan lanjutan mungkin diperlukan untuk memperbaiki kontur tubuh agar terlihat lebih natural.

2. Penumpukan Cairan (Seroma)

Efek samping lain adalah terbentuknya seroma atau kantung cairan di bawah kulit. Kondisi ini terjadi ketika cairan tubuh menumpuk di area bekas operasi. Seroma biasanya menimbulkan rasa tidak nyaman dan harus ditangani dengan penyedotan menggunakan jarum oleh tenaga medis.

Meski relatif ringan, seroma bisa menunda proses penyembuhan jika tidak segera ditangani. Oleh karena itu, penggunaan korset elastis pasca operasi sangat dianjurkan untuk mencegah terbentuknya penumpukan cairan ini.

3. Mati Rasa

Pasien liposuction juga berisiko mengalami mati rasa pada area tubuh tertentu. Mati rasa ini bisa bersifat sementara atau permanen, tergantung tingkat kerusakan saraf akibat prosedur. Area yang sering terdampak antara lain perut, lengan, dan bokong.

Meskipun tidak menimbulkan bahaya serius, mati rasa bisa mengurangi kenyamanan pasien. Biasanya kondisi ini membaik seiring waktu, tetapi pada kasus tertentu bisa bertahan lebih lama.

4. Infeksi Kulit

Infeksi kulit merupakan efek samping yang jarang terjadi tetapi perlu diwaspadai karena bisa mengancam nyawa. Gejalanya meliputi pembengkakan, kemerahan, demam, hingga munculnya luka pada area operasi. Infeksi biasanya membutuhkan penanganan antibiotik atau tindakan medis lebih lanjut.

Cara Meminimalisir Efek Samping Liposuction

Untuk mengurangi risiko yang mungkin muncul setelah menjalani liposuction, ada beberapa langkah pencegahan yang bisa dilakukan. Dengan menerapkan tips berikut, kamu dapat mempercepat pemulihan sekaligus meminimalisir kemungkinan komplikasi.

1. Memilih Dokter Bedah yang Berpengalaman

Memastikan liposuction dilakukan oleh dokter bedah plastik yang berpengalaman adalah langkah paling penting untuk mengurangi risiko. Dokter berpengalaman akan memahami teknik yang tepat, mengenali kondisi tubuh kamu, serta mampu menangani komplikasi bila terjadi. Selain itu, kamu juga akan mendapatkan panduan medis yang lebih jelas terkait perawatan sebelum dan sesudah operasi.

Jika kamu ingin mendapat rekomendasi dokter bedah yang tepat untuk prosedur liposuction, kamu bisa bertanya kepada Beutrip. Konsultasi gratis diberikan agar pengalaman operasi plastik di Korea jadi lebih aman dan nyaman. Daftar di sini sekarang! 

2. Menjalani Pemeriksaan Kesehatan Lengkap

Sebelum liposuction, kamu wajib melakukan pemeriksaan kesehatan menyeluruh, termasuk tes darah dan evaluasi kondisi organ vital. Hal ini bertujuan untuk memastikan tubuh siap menjalani prosedur anestesi dan pembedahan. Dengan begitu, dokter dapat menilai apakah ada penyakit atau kondisi yang bisa meningkatkan risiko komplikasi.

3. Mengikuti Instruksi Dokter Sebelum Operasi

Kamu sebaiknya mengikuti semua arahan dokter, seperti menghentikan konsumsi obat pengencer darah, mengurangi alkohol, serta berhenti merokok beberapa minggu sebelum operasi. Langkah ini penting untuk memperlancar aliran darah, mempercepat proses pembekuan, dan mengurangi risiko perdarahan atau efek samping operasi plastik.

4. Merawat Luka Operasi dengan Benar

Perawatan luka pasca liposuction sangat menentukan kualitas pemulihan. Kamu perlu menjaga area luka tetap bersih, mengganti perban sesuai arahan, menggunakan pakaian kompresi untuk membantu mengurangi bengkak, dan rutin kontrol ke dokter. 

Kamu juga harus menghindari aktivitas yang berpotensi menyebabkan luka terbuka pada area operasi selama masa pemulihan. Dengan perawatan luka yang baik, risiko infeksi dan terbentuknya jaringan parut dapat diminimalisir.

5. Menjaga Pola Hidup Sehat Pasca Operasi

Setelah liposuction, pasien tetap harus menjaga pola makan sehat dan rutin berolahraga ringan sesuai anjuran dokter. Hal ini bertujuan untuk menjaga hasil operasi tetap optimal sekaligus memperkuat daya tahan tubuh selama masa pemulihan pasca operasi. Gaya hidup sehat juga akan membantu mengurangi kemungkinan komplikasi jangka panjang seperti penumpukan lemak kembali.