Operasi pembesaran payudara atau breast augmentation merupakan salah satu prosedur bedah kosmetik yang paling populer di dunia. Namun, banyak orang masih bingung membedakan antara breast augmentation dengan breast lifting atau mastopexy.
Padahal, keduanya memiliki tujuan, teknik, dan hasil akhir yang sangat berbeda. Untuk mendapatkan hasil terbaik sesuai kebutuhan estetik, penting bagi calon pasien memahami perbedaan keduanya secara menyeluruh.
Dalam artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang perbedaan breast augmentation dan breast lifting, siapa saja yang cocok menjalani prosedur tersebut, apa saja risikonya, bagaimana teknik operasinya, serta pertimbangan medis saat memilih salah satunya. Yuk, simak!
1. Perbedaan Operasi Pembesaran Payudara dan Breast Lifting
Agar tak keliru dan paham perbedaannya, simak dulu definisi dari masing-masing prosedur berikut ini:
A. Breast Augmentation (Operasi Pembesaran Payudara)
Breast augmentation adalah prosedur bedah plastik yang dilakukan untuk meningkatkan ukuran, bentuk, dan volume payudara. Prosedur ini dilakukan dengan proses pemasangan implan berupa silikon atau saline.
Implan saline merupakan implan yang terbuat dari kantong silikon berisi air garam steril. Sedangkan, implan silikon bentuknya menyerupai lemak manusia yang dianggap lebih unggul secara estetika karena mampu memberikan hasil yang tampak lebih natural.
Tujuan dari breast augmentation adalah untuk memberikan bentuk payudara yang lebih bulat, penuh (berisi), dan simetris. Breast augmentation tidak ditujukan untuk mengencangkan atau mengangkat posisi payudara.
B. Breast Lifting (Mastopexy)
Sebaliknya, breast lifting adalah prosedur yang bertujuan untuk mengangkat dan mengencangkan payudara yang kendur akibat kehamilan, menyusui, penuaan, atau penurunan berat badan drastis.
Prosedur ini tidak ditujukan untuk menambah volume payudara, namun untuk mengencangkan kulit payudara yang longgar dan mengatur ulang posisi puting dan areola agar tampak lebih estetik.
Pada beberapa kasus, breast lifting juga bisa dilakukan bersamaan dengan pemasangan implan untuk mengatasi payudara yang kendur sekaligus untuk menambah volume payudara.
Baca juga: Face Lift di Korea Selatan: Tujuan, Biaya, dan Persiapan untuk Pasien Indonesia
2. Siapa yang Cocok Menjalani Prosedur Breast Augmentation dan Breast Lifting?
Ketika seseorang bingung mau menjalani prosedur breast augmentation atau breast lifting, coba perhatikan dulu beberapa ketentuan berikut:
Kandidat Ideal untuk Breast Augmentation
Operasi pembesaran payudara cocok untuk:
- Wanita yang merasa ukuran payudaranya terlalu kecil.
- Mereka yang merasa kehilangan volume payudara setelah menyusui atau menurunkan berat badan.
- Pasien dengan bentuk payudara asimetris.
- Mereka yang pernah menjalani operasi rekonstruksi payudara.
Usia minimum untuk menjalani breast augmentation:
- 18 tahun ke atas untuk implan saline
- 22 tahun ke atas untuk implan silikon
Selain itu, pasien harus dalam kondisi fisik sehat dan memiliki ekspektasi yang realistis.
Kandidat Ideal untuk Breast Lifting
Breast lifting direkomendasikan untuk wanita yang:
- Memiliki payudara yang kendur atau turun ke bawah.
- Posisi puting berada di bawah lipatan payudara atau mengarah ke bawah.
- Tidak berniat menambah volume, tapi hanya ingin tampilan payudara jadi lebih kencang.
- Telah selesai menyusui dan berat badannya stabil.
Breast lifting juga dapat dilakukan pada berbagai usia, asalkan pasien tidak sedang hamil atau menyusui.
3. Risiko Prosedur
Setiap prosedur bedah plastik pasti memiliki risikonya masing-masing. Nah, jika kamu ingin menjalani operasi pembesaran payudara atau breast lifting, coba pahami dulu risikonya berikut ini:
Risiko Breast Augmentation
Meski umumnya aman, operasi pembesaran payudara memiliki risiko seperti:
- Infeksi dan nyeri payudara
- Perubahan sensitivitas pada puting atau payudara
- Pecah atau bocornya implan
- Pembentukan jaringan parut yang mengubah posisi implan
- Kanker limfoma anaplastik sel besar (ALCL) – meskipun jarang terjadi
- Implan tidak bertahan seumur hidup dan mungkin perlu diganti dalam 10 – 20 tahun.
Risiko Breast Lifting
Risiko yang mungkin terjadi setelah prosedur breast lifting meliputi:
- Jaringan parut dan bekas luka (biasanya memudar dalam waktu beberapa bulan)
- Perubahan atau hilangnya sensasi pada puting
- Asimetri bentuk payudara akibat proses penyembuhan yang tidak merata
- Kehilangan puting atau areola akibat gangguan aliran darah (sangat jarang)
- Perdarahan dan infeksi pasca operasi
Kedua prosedur ini membutuhkan pertimbangan matang dan konsultasi dengan dokter bedah plastik berpengalaman untuk meminimalisir komplikasi.
4. Teknik Operasi
A. Teknik Operasi Pembesaran Payudara (Breast Augmentation)
1. Persiapan
Sebelum prosedur, pasien akan diminta untuk:
- Melakukan tes darah
- Berhenti merokok dan konsumsi obat pengencer darah
- Memilih jenis implan (saline atau silikon) dan posisi implan (di bawah otot atau jaringan payudara)
2. Anestesi
Operasi dilakukan dengan anestesi umum, agar pasien tidak merasa sakit saat tindakan.
3. Pembuatan Sayatan
Dokter bedah akan membuat sayatan di salah satu dari tiga lokasi:
- Lipatan bawah payudara (inframammary)
- Sekitar areola (periareolar)
- Ketiak (transaxillary)
Pemilihan lokasi tergantung pada jenis implan dan preferensi pasien.
4. Pemisahan Jaringan
Setelah sayatan dibuat, dokter akan memisahkan jaringan payudara dari otot dada untuk membentuk “kantong” sebagai tempat implan.
5. Pemasangan Implan
- Implan saline dimasukkan dalam keadaan kosong lalu diisi cairan steril
- Implan silikon dimasukkan dalam keadaan sudah berisi gel
Implan diposisikan dengan hati-hati untuk mendapatkan bentuk dan simetri yang ideal.
6. Penutupan Luka
Sayatan dijahit kembali dan ditutup dengan perban atau bra pasca-operasi. Tabung drainase mungkin digunakan untuk mencegah cairan menumpuk.
Durasi prosedur: Sekitar 1 – 2 jam
Pemulihan: Sebagian besar pasien dapat kembali bekerja dalam 1 – 2 minggu, dengan hasil akhir yang akan terlihat setelah beberapa bulan. Selama masa pemulihan, kamu tidak boleh mengangkat beban berat selama sekitar 6 minggu pasca operasi agar kondisi implan payudara tetap aman (tidak bergeser).
Kamu juga disarankan untuk melakukan pemeriksaan MRi secara rutin setiap 2 – 3 tahun sekali. Tujuannya untuk mengantisipasi bila ada terjadi kerusakan (pecah atau bocor) pada implan. Jika hal tersebut terjadi, kamu perlu menjalani operasi lagi untuk mengangkat atau mengganti implan yang rusak.
Baca juga: 5 Makanan yang Mampu Mempercepat Pemulihan Pasca Operasi Plastik
B. Teknik Operasi Breast Lifting (Mastopexy)
1. Konsultasi dan Pemeriksaan Awal
Sebelum operasi, pasien akan menjalani:
- Konsultasi tentang tujuan dan ekspektasi operasi
- Pemeriksaan fisik dan mammogram jika diperlukan
- Diskusi teknik yang akan digunakan
2. Anestesi
Breast lifting juga dilakukan di bawah anestesi umum untuk kenyamanan pasien.
3. Pembuatan Sayatan
Jenis sayatan tergantung pada tingkat kekenduran payudara:
- Sayatan di sekitar areola (untuk kendur ringan)
- Sayatan vertikal dari areola ke lipatan bawah payudara (kendur sedang)
- Sayatan berbentuk jangkar untuk kasus kendur parah
4. Pengangkatan Kulit dan Penyesuaian Areola
- Dokter akan mengangkat kulit berlebih
- Memindahkan puting dan areola ke posisi yang lebih tinggi
- Jika perlu, mengecilkan ukuran areola agar lebih proporsional.
5. Penutupan Luka
Setelah bentuk payudara diperbaiki, luka dijahit dan diperban. Tabung drainase mungkin dipasang sementara.
Durasi prosedur: sekitar 2 – 3 jam
Pemulihan: Pasien disarankan menghindari aktivitas berat selama 4 – 6 minggu, memakai bra khusus selama 2 – 3 minggu, dan tidur telentang agar hasil tetap optimal.
5. Pertimbangan Saat Memilih Antara Breast Augmentation atau Breast Lifting
Dalam menentukan prosedur yang tepat, ada beberapa hal yang perlu kamu pertimbangkan:
A. Tujuan Estetik
- Jika kamu hanya ingin payudara terlihat lebih besar dan penuh, maka breast augmentation adalah pilihan yang tepat.
- Namun, jika kamu ingin payudara yang kendur kembali kencang tanpa menambah volume, maka pilihlah breast lifting.
B. Bentuk dan Posisi Payudara
- Payudara kecil tetapi masih dalam posisi baik → Breast augmentation.
- Payudara besar tapi kendur → Breast lifting.
- Payudara kendur dan kecil → Kombinasi breast lifting dan augmentation.
C. Usia dan Rencana Kehamilan
- Jika kamu berencana menyusui lagi dalam waktu dekat, mungkin breast lifting bisa ditunda karena bentuk payudara bisa berubah lagi setelah menyusui.
- Implan yang digunakan dalam breast augmentation dapat mempengaruhi produksi ASI pada sebagian wanita.
D. Anggaran
- Biaya operasi pembesaran payudara biasanya lebih tinggi karena melibatkan implan, pemantauan rutin (seperti MRI), dan potensi penggantian implan dalam jangka panjang.
- Breast lifting mungkin lebih ekonomis jika tidak memerlukan pemasangan implan.
E. Ketahanan Hasil
- Implan mungkin perlu diganti setiap 10 – 20 tahun.
- Hasil breast lift bisa bertahan lebih lama, tetapi tetap bisa berubah karena usia atau fluktuasi berat badan.
Mana yang Lebih Cocok untuk Kamu?
Perbedaan antara operasi pembesaran payudara dan breast lifting cukup signifikan. Breast augmentation difokuskan pada penambahan volume, sedangkan breast lifting berfokus pada memperbaiki bentuk dan posisi payudara.
Keduanya bisa menjadi solusi estetik yang efektif, tergantung pada kondisi payudaramu dan hasil yang kamu harapkan. Sebelum menjalani salah satu prosedur, kamu wajib berkonsultasi dulu dengan dokter spesialis bedah plastik agar mendapatkan rekomendasi paling tepat sesuai kebutuhan dan kondisi tubuhmu.
Kamu bisa berkonsultasi dengan Beutrip untuk memperoleh rekomendasi menyeluruh, mulai dari prosedur yang cocok, klinik dan dokter bedah plastik terbaik, terutama bila kamu ingin menjalani prosedur tersebut di Korea.
Beutrip juga akan bantu mengurus perihal registrasi, konsultasi awal dengan dokter di Korea, transport dan akomodasi, hingga memastikan perawatan pasca operasi berjalan dengan baik. Sehingga perjalanan wisata medis kamu di Korea jadi lebih aman dan nyaman.